28 November 2008

Jadwal Briefing CPNS Lulusan STIS 2008

Dalam rangka pengenalan Biro-biro dan Direktorat-direktorat di BPS serta tugas-tugas yang dilakukannya, bagian kepegawaian BPS mengadakan Briefing tiap biro dan direktoran. Pesertanya adalah lulusan STIS tahun 2008.


Berikut jadwal briefing yang akan dilaksanakan:
..

Baca Lanjutannya......

Pengawas Ujian CPNS

Ujian CPNS BPS Tahun 2008 dilaksanakan di Universitas Dharma Persada pada tanggal 30 November 2008. Pengawas dari ujian CPNS tersebut sebagian berasal dari pegawai BPS, sebagian lagi dari Lulusan STIS tahun 2008.


Berikut peta lokasi Universitas Dharma Persada:












Berikut nama-nama pengawas ujian CPNS:

Baca Lanjutannya......

26 November 2008

Contoh Foto Buat Buku Tahunan KS2

Temen2, kita kan sudah lulus, bentar lagi dah mau penempatan dah... Terus biar kita tetep inget ma temen2 kita, angkatan punya hajat (jorok neh) buat buku kenangan, jadi tiap kelas disurung buat tema kelas dan ngumpulin foto2nya...


Temen2, ini contoh gambar buat buku kenangan KS2, dengan tema "Majalah", kira-kira gimana komentar teman2?kita butuh masukan dari teman2, kali aja ada ide2 yang menarik....

Baca Lanjutannya......

21 November 2008

On Screen Digitizing (ArcView&MapInfo)

Cara Mendigitasi Peta (Mengubah Peta Raster menjadi Peta Vektor) dengan Arc View 3.3 dan Map Info 8.0

On Screen Digitizing dan Global Possitioning System (GPS)

Data dalam sistem informasi geografis dapat dibagi menjadi dua macam, yaitu data grafis atau spasial dan data atribut atau tabular. Data grafis atau spasial adalah data yang menggambarkan bentuk atau kenampakan objek di permukaan bumi. Sedangkan data tabular adalah data deskriptif yang menyatakan nilai dari data grafis tersebut. Sementara struktur data dari data grafis ada dua macam, yaitu data vektor dan data raster. Pada struktur data vektor, posisi objek dicatat pada sistem koordinat. Sedangkan objek pada struktur data raster disimpan pada grid 2 dimensi, yaitu baris dan kolom. Pada data vektor, nilai data atribut yang digunakan terpisah dalam bentuk tabel. Sedangkan pada data raster, nilai data atributnya tersimpan langsung pada nilai grid atau piksel tersebut (Nuarsa, 2005). Contoh dari data vektor yaitu peta shapefile sedangkan contoh dari data raster yaitu citra satelit dan foto udara.


Pembuatan data spasial merupakan proses penentuan titik-titik koordinat dari suatu wilayah. Cara yang banyak digunakan dalam pembuatan data spasial yaitu dengan digitasi data raster dan dengan menggunakan Global Possitioning System (GPS). Pembuatan data spasial dengan digitasi data raster dilakukan dengan mengubah data raster menjadi data vektor. Ada dua macam teknik pendigitasian peta, yaitu dengan digitizer puck serta dengan on screen digitizing.
Pengumpulan titik koordinat menggunakan GPS dilakukan dengan membawa alat GPS tersebut menyusuri batas-batas wilayah yang akan dibuat peta. Alat GPS akan menerima sinyal dari satelit-satelit GPS yang bergerak mengitari bumi. Dari sinyal tersebut, GPS dapat menentukan titik koordinat tempat-tempat yang dilaluinya. Dalam perjalanan tersebut, alat GPS akan menyimpan titik-titik koordinat dari jalur-jalur yang dilalui tersebut. Setelah proses tersebut, data titik koordinat tersebut dipindahkan kedalam komputer dan kemudian diolah untuk dijadikan data spasial yang diperlukan.

Telah dibandingkan antara pembuatan data spasial menggunakan digitasi peta raster (on screen digitizing) dengan pembuatan peta menggunakan alat GPS. Perbedaan antara kedua teknik tersebut dapat dilihat sebagai berikut.

Dengan On Screen Digitizing
  1. Diperlukan Alat GPS untuk registrasi peta
  2. Diperlukan peta image yang akurat. Contoh: Citra Satelit, Foto Udara
  3. Hanya memerlukan waktu yang reltif lebih singkat. Hal itu disebabkan, setelah peta diregistrasi, kita hanya mengerjakannya di layar komputer.
  4. Pengeditannya relatif lebih mudah, karena kita hanya tinggal menyusuri batas pada layar monitor.
  5. Tidak ada kesulitan lapangan.
  6. Tidak ada kesulitan dengan sinyal GPS.

Dengan Global Possitioning System (GPS)
  1. 1. Diperlukan Alat GPS untuk pembuatan Jalur/Track
  2. 2. Tidak diperlukan peta image
  3. 3.Memerlukan waktu yang relatif lebih lama. Hal itu disebabkan, kita perlu menyusuri seluruh batas-batas dari peta yang ingin kita buat. Setelah itu kita masih harus mengeditnya di komputer.
  4. 4. Pengeditannya relatif lebih susah, karena kita harus mengetahui mana garis yang memang batas dan mana yang bukan.
  5. 5. Terdapat banyak kesulitan lapangan, yaitu bila batas dari peta yang akan dibuat bukan merupakan daerah yang mudah dilalui. Contoh: sungai, gunung, tebing, dll.
  6. 6. Pada daerah-daerah tertentu serta pada waktu-waktu tertentu sering kali menemui kesulitan untuk mendapatkan sinyal GPS.

Kesulitan-kesulitan yang dihadapi dalam pendigitasian tersebut antara lain:
  1. Bila terjadi kesalahan pendigitasian suatu poligon kita harus mengulang dari awal poligon tersebut (tidak dapat di-undo).
  2. Kegiatan pendigitasian relatif monoton sehingga bila dikerjakan terlalu lama dapat menimbulkan efek bosan yang berakibat memperbesar tingkat kesalahan dalam pendigitasian.
  3. Batas-batas blok sensus yang kurang jelas juga dapat menghambat proses pendigitasian serta memperbesar tingkat kesalahan.

Langkah-Langkah On Screen Digitizing


Untuk mendapatkan data spasial menggunakan teknik On Screen Digitizing ada beberapa tahapan yang harus dilalui. Berikut tahapan-tahapan pembuatan data spasial menggunakan On Screen Digitizing:
  1. Menentukan koordinat titik yang akan dijadikan titik kontrol. Dalam registrasi peta minimum harus ada tiga titik kontrol. Semakin banyak titik kontrol yang digunakan, maka peta yang dihasilkan akan semakin akurat.(Prahasta, 2006). Koordinat dari titik kontrol tersebut diperoleh dengan menggunakan alat GPS.
  2. Setelah koordinat titik kontrol diketahui selanjutnya adalah meregistrasi citra satelit yang dimiliki. Registrasi merupakan proses mencocokkan koordinat titik kontrol dengan citra satelit. Citra satelit yang digunakan pada contoh ini berasal dari LAPAN.
  3. Tahapan berikutnya ialah proses digitasi. Proses tersebut dilakukan dengan menyusuri batas-batas wilayah pada citra satelit dengan bantuan peta sketsa BPS sebagai panduan. Proses ini memerlukan ketelitian serta memerlukan waktu yang cukup lama. Proses registrasi dan digitasi dilakukan dengan perangkat lunak Map Info 8.0.
  4. Kemudian poligon-poligon hasil dari digitasi tersebut di-convert ke dalam bentuk shapefile. Lalu proses selanjutnya ialah manipulasi data spasial dengan perangkat lunak Arc View GIS 3.3. Proses manipulasi tersebut meliputi proses Clip, Union, Disolve, serta Merge yang termasuk dalam Geoprocessing.
  5. Tahapan terakhir ialah memberi identitas pada tiap-tiap poligon sesuai dengan identitas wilayah yang sebenarnya.
  6. Setelah proses-proses tersebut dilakukan, maka akan dihasilkan data spasial dalam format shapefile yang siap digunakan dalam Sistem Informasi Geografis.


Baca Lanjutannya......

Introduction

Temen-temen, aku baru mulai ngeblog neh, jangan bosen-bosen kunjungi blog ini ya


...

Baca Lanjutannya......
Template by : kendhin x-template.blogspot.com