Mungkin inilah salah satu potret pembicaraan telepon setelah penempatan ex mahasiswa STIS Angkatan 46 diumumkan pada hari Kamis, 8 Januari 2009. Hari yang ditunggu-tunggu dan dinantikan oleh semua Angkatan 46 telah tiba. Bahagia, suka, canda, tawa, tangis, kecewa, kesal, marah bercampur aduk pada hari tersebut.
Ironis memang, ketika ex mahasiswa STIS yang mengetahui akan adanya penempatan di seluruh pelosok Indonesia harus kecewa bahkan sampai menangis saat penempatan diumumkan. Perasaan yang dialami oleh sebagian Angkatan 46 yang berasal dari Jawa-Lampung yang merupakan wilayah tertutup untuk dipilih. Hal ini dipicu karena sebagian mahasiswa ditempatkan di daerah yang notabene bukan pilihannya (daerah kosong = sangat jarang sekali yang memilihnya karena dianggap sulit) terutama di wilayah timur.
Kebijakan utama dalam penempatan bahwa pilihan putra daerah (di luar Jawa-Lampung) selalu dituruti selama kuota memenuhi sangat merugikan Angkatan 46 asal Jawa-Lampung karena peluang mereka untuk memilih tempat yang baik menurut pilihannya menjadi sangat kecil. Apalagi hal ini diperparah dengan pemberitahuan kebijakan tersebut dilakukan setelah Angkatan 46 menentukan pilihan penempatan dengan berpijak pada kebijakan tahun lalu dimana IPK menjadi salah satu faktor penimbang penting dalam penentuan penempatan. Oleh karena itulah strategi Angkatan 46 dalam memilih penempatan banyak terjadi miss target sehingga mereka terpaksa mengisi daerah kosong.
Sebagai mahasiswa ikatan dinas yang sudah menandatangani SPID (Surat Perjanjian Ikatan Dinas) pasti sudah mengetahui resiko yang akan dihadapi bahwa nantinya akan ditempatkan di BPS seluruh wilayah Indonesia. Akan tetapi bukankah Angkatan 46 mempunyai hak untuk dapat memilih tempat yang menurutnya baik? tentu saja dengan kriteria-kriteria yang harus dipenuhi untuk dapat menempati tempat sesuai pilihan mereka. Kriteria-kriteria tersebutlah yang nantinya menjadi kebijakan untuk kepegawaian menentukan penempatan.
Kemudian yang menjadi pertanyaan, Apakah kebijakan tahun ini kurang tepat ataukah memang sudah resiko mahasiswa ikatan dinas untuk ditempatkan di seluruh wilayah Indonesia? Teman-teman Angkatan 46 yang dapat menilainya karena jawabannya akan sangat subjektif dan setiap orang akan berbeda menanggapinya. Akan tetapi yang perlu digarisbawahi bahwa jika kebijakan tersebut dilanjutkan untuk tahun-tahun mendatang maka akan membawa efek domino yang cukup besar bagi BPS.
Sebagian besar bahkan semua mahasiswa STIS memiliki tujuan utama belajar untuk menghindari DO (Drop Out), selain itu mereka berusaha meraih IPK yang baik dengan harapan akan mendapatkan wilayah penempatan yang lebih baik ketika memasuki dunia kerja nanti. Akan tetapi jika kebijakan ini terus diterapkan maka bukannya tidak mungkin sebagian mahasiswa yang:
- berasal dari wilayah tertutup untuk dipilih akan berpikiran, ”kenapa saya harus belajar keras…yang penting tidak kena DO…toh nanti penempatan kemungkinan besar di daerah kosong…”
- merupakan putra daerah akan berpikiran, “kenapa juga belajar rajin-rajin…nanti juga bakalan kembali ke daerahku…cukup tidak kena DO aja kan?!..”
hal inilah yang akan menjadikan kualitas mahasiswa STIS menurun karena kurangnya motivasi untuk belajar. Walaupun begitu kebijakan ini memiliki sisi positif dimana wilayah yang bersangkutan tidak akan kehilangan pegawai karena keinginan pindah yang sering dilakukan oleh pegawai terutama dari Jawa.
Sebenarnya ada beberapa cara untuk meminimalisasi “jatuhnya air mata” ex mahasiswa STIS ketika penempatan diumumkan:
- Pemberitahuan kebijakan apa yang dipakai untuk menentukan penempatan sebelum mahasiswa menentukan pilihan penempatan.
- Pemberitahuan berapa jumlah formasi yang harus diisi pada tiap-tiap daerah pilihan kepada mahasiswa.
- Memupuk mental mahasiswa STIS agar siap menghadapi penempatan dimanapun selama perkuliahan di STIS.
Hal ini dilakukan agar mahasiswa STIS dapat memilih penempatan dengan strategi yang tepat dan siap dalam menghadapi penempatan.
Terakhir, kesemuanya itu tidaklah berarti tanpa adanya rasa syukur kita kepada-Nya. Jadi, teman-teman dimanapun kalian ditempatkan, yakinlah bahwa itu merupakan suatu rencana paling indah yang disiapkan-Nya untuk kita semua.Amien…Salam Angkatan 46.
Oleh: Yanuar Dwi Cristyawan